Jimijazz “Konversikan Dunia Hitam Putih Semesta”

Jimijazz telah berhasil merilis album penuhnya yang diberi judul “Konversikan Dunia Hitam Putih Semesta” pada 2 Desember 2023 di bawah bendera label Blackandje Records.

Album baru tersebut merupakan destinasi perjalanan Jimijazz yang dimulai pada tahun lalu dengan pemanasan dari dua single ‘comeback’nya. Single pertama, ‘Xerografi Semesta’ dirilis pada 21 April. Dan single kedua, ‘Dentum Pancaroba Kian Menggila’ dirilis pada 21 Juli.

Album tersebut tentu menjadi obat kerinduan para fans Jimijazz yang mulai mengikuti sejak debutnya sebagai band pada 2018 dengan mini album berformat CD yang berjudul ‘Kebisingan Pancaroba Yang Merongrong’ rilisan Disaster Records.

Bagi yang belum tahu, Jimijazz adalah moniker proyek solo Jimi Multhazam, musisi dan seniman yang paling dikenal sebagai punggawa dari The Upstairs dan Morfem. Berbeda dengan dua band indie yang turut membesarkan namanya tersebut di blantika musik Tanah Air, Jimijazz menampilkan sisi cadas Jimi yang mengusung crossover thrash. Corak musik hasil persilangan antara punk rock dan thrash metal yang digandrungi Jimi sejak remaja.

Album Jimijazz “Konversikan Dunia Hitam Putih Semesta” bermuatan 12 lagu yang tersedia di semua Digital Streaming Platform (DSP).

Dentum Pancaroba Kian Menggila

Xerografi Semesta

Mimpimu Kandas Dijegal Mafia

…Lepas Dari Bingkai Mereka

Gordanmosh

Laksanakan!

Lebak Bulus 93

Johnny Prokem

Maut Menerjang

Torehkan Sendiri Di Dada

Kav Menistakan Kvlt

Ada Petrus Semalam

Dan tersedia juga format fisiknya berupa CD, Kaset beserta merchandise-nya. Dari total 12 lagu, terdapat 5 lagu yang merupakan versi rekaman ulang dari mini album “Kebisingan Pancaroba Yang Merongrong”. Sebut saja ‘Lebak Bulus 93’, ‘Torehkan Sendiri Di Dada’, ‘Gordanmosh’, ‘Laksanakan!’, dan ‘Ada Petrus Semalam’. Semua materi karya yang terangkum di album tersebut memiliki durasi singkat dengan ‘hook’ padat yang menendang pantat. Serta dilengkapi oleh visi lirik era pancaroba sarat keresahan personal Jimi semasa remaja. “Full album ini memuat 12 lagu dengan mood yang turun naik seperti jet coaster!” cetus Jimi.

Secara musikal, mayoritas 12 lagu tersebut mengekshibisi tempo permainan yang cepat dengan ekstrim agresi riff dan beat dram ala thrash metal. Namun juga diimbangi oleh riff dan beat dram ala punk rock di banyak bagian. Dan yang paling menonjol adalah gaya vokal Jimi yang semakin nge-punk. Menyemburkan lirik yang bercerita tentang kegelisahan remaja yang seakan merobek kanvas sneaker mereka. “Vokal sengaja gue bikin nge-punk biar lebih berasa hibrida Thrash dengan Punk-nya,” ungkap Jimi.

Tidak hanya mengandalkan komposisi musik yang meledak-ledak, pola dan aksen punk vokal Jimi terdengar catchy. Dan ditingkahi pula oleh backing gang vocals yang seru. Dengan demikian sudah tentu potensial memantik audiens untuk ber-sing along ria. Plus, sisipan solo gitar ciamik yang memperkuat vibrasi thrash metal-nya.

Pada saat rekaman mini album 2018, formasi Jimijazz dibantu oleh para personel Hong, band hardcore punk dari Tangerang. Selanjutnya formasi Jimijazz diperkuat oleh Hendra Zamzami (Edane) -lead gitar, Mika Tobing (The Rangs Rangs) -bass dan vokal latar, dan Arya Gilang Laksana (Dead Vertical) -dram.

“Untuk formasi terkini, musiknya digarap lebih melodius dengan isian solo gitar di sana sini. Gue sendiri ikut bermain ritem gitar dalam rekaman untuk mendapatkan sound yang gue inginkan,” ungkap Jimi. “Riff-riff gitar, pattern dasar dram, dan bagan lagu diciptakan oleh gue. Tetapi ketika rekaman kebebasan eksplorasi diserahkan kepada musisi masing-masing,” imbuh sang vokalis karismatik yang merangkap ritem gitar pada saat manggung ini.

Album “Konversikan Dunia Hitam Putih Semesta” bagaikan kapsul retrospektif bagi semua orang yang ingin merasakan vibrasi gita remaja era 1980an dan 1990an. Terutama bagi kamu yang menjadikan Suicidal Tendencies, D.R.I., Cro-Mags, dan band segenre lainnya sebagai soundtrack masa remajamu. Di mana fans Sex Pistols atau Dead Kennedys mulai berbaur dan bersinergi dengan fans Metallica atau Slayer dalam setiap gigs. Hal-hal yang membawa ke muara tiga kata sebagai konklusinya, yakni energetik + nostalgik = menarik.